Jepara, Pemerintah dan masyarakat Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara terus mengembangkan segala potensi yang dimiliki desa. Tidak hanya menggarap warisan budaya dan wisatanya, tetapi juga potensi ekonominya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyebut desa itu sebagai desa sarat prestasi membanggakan.
"Bersama masyarakat, pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten, perlahan-lahan namun terarah, kami menjaga potensi yang sudah ada. Ini bersama Kadin dan Dinas Kehutanan Perkebunan memberi kami kesempatan untuk mengembangkanm potensi perkebunan. Kami menyambut baik," kata Petinggi (Kepala Desa) Plajan, Marwoto di sela-sela acara "Jepara's Coffee Planting Day 2011" yang diselenggarakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jepara, Kadin Jateng dan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jateng di Desa Plajan, Kamis (17/11) siang.
Acara itu dihadiri Bupati Jepara Hendro Martojo, Ketua Kadin Jateng Kukrit Suryo Wicaksono, Ketua Badan Pengurus Daerah AEKI Jateng Theng Hong Sioe, Wakil Ketua DPRD Aris Isnandar, Kepala Dinas Hutbun Jepara Sujarot, Ketua Kadin Jepara Adi Sucipto Musa, para camat, petinggi desa, dan kelompok tani.
Desa Plajan memiliki luas 1.044,5 hektare dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut. Desa berpenduduk 7.453 jiwa itu berhawa cukup sejuk, yakni rata-rata 25 derajat celcius. Desa ini memiliki sejumlah warisan budaya, di antaranya masih terus dijaga seni emprak.
Di desa itu juga ada bangunan tempat ibadah seperti pura, masjid, gereja, dan vihara. Tak pelak, desa itu kerap disebut sebagai desa dengan tingkat toleransi beragama yang tinggi.
Sempat Mendunia
Beberapa tahun lalu, desa itu mendunia berkat replika Gong Perdamaian Dunia dari desa itu yang ditempatkan di banyak negara. Di Desa itu dirawat situs Gong Perdamaian Dunia yang dilengkapi dengan tanah dari 200 negara.
Marwoto mengatakan pada 2005 lalu, pihak pemerintah desa bersama masyarakat meluncurkan wisata baru, yakni Akar Seribu. Objek wisata Akar Seribu itu ebrupa pohon besar dengan banyak sekali akar yang tampak. Objek itu dikelilingi rerimbunan pohon kayu-kayuan, seperti mahoni, jati dan sengon.
"Masyarakat luar kota sudah mulai datang ke objek wisata ini. Mereka rekreasi keluarga dan makan bersama di lokasi yang teduh ini," kata Marwoto.
Tahun 2011 ini, Desa Plajan meraih juara nasional Desa Peduli Hutan. Pemkab bersama Kadin Jateng mencanangkan penanaman kopi untuk mengoptimalkan potensi usaha perkebunan desa itu. Potensi perkebunan kopi di desa itu mencapai 120 hektare.
Hendro Martojo menyatakan kreasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci perkembangan dinamis sebuah desa. Kukrit Suryo Wicaksono menyebut Plajan sebagai desa sarat prestasi. "Masyarakat Plajan bisa mewujudkan mimpinya untuk lebih dikenal luas lewat kopi. Ini akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat desa ini," katanya.
( Muhammadun Sanomae / CN27 / JBSM )
sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/11/17/102060/Desa-Plajan-Jepara-Tak-Henti-Gali-Potensi#
0 komentar:
Posting Komentar