Sabtu, 12 Februari 2011

Mengungkap Kesenian Wayang Kulit


WAYANG salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan In donesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk mem perkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.


Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur.

Pembuatan

Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses memjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda. Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.

Dan di Desa Plajan sendiri wayang masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah biasa melihat pertunjukan wayang. Disamping itu wayang juga biasa di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah ini.

Kesenian Jaran Kepang


Kesenian jaran kepang yang kini sudah menjadi bagian kegiatan berkesenian masyarakat Jawa Timur, dulu kesenian ini dilakukan tidak sebatas bentuk pengisi acara hiburan semata, tetapi jaran kepang memiliki tujuan sebagai acara ritual penolak bala.

‘Bala’ diartikan sebagai hal yang negative, bisa diartikan sebagai penyakit, atau sesuatu yang ditimbulkan karena pengaruh-pengaruh yang berasal dari mahluk halus.

Jaran kepang biasanya sebagai kelengkapan pengiring “Reog” bersama tokoh lain seperti ‘macan putih’ dan ‘jatilan’. Namun dalam perkembangannya. Jaran kepang saat ini membentuk kelompok seni tersendiri.

Seperti ‘Jaranan’ dan ‘Kuda Lumping’ Di beberapa daerah kesenian jaran kepang digunakan sebagai pengiring sesaji dalam tradisi upacara seperti ‘metri bumi’ atau penghormatan pada leluhur cikal bakal berdirinya suatu wilayah atau ‘bedah krawang‘.

Jaran kepang biasanya juga ada yang menyebutnya dengan sebutan kuda lumping. Arti jaran kepang kira-kira demikian. Jaran artinya kuda.

Dan kepang artinya ikatan bagian belakang, biasanya mengenai rambut. Jadi makna jaran kepang adalah kuda yang rambutnya diikat di belakang. Ikatan rambut kuda sebenarnya adalah juntaian rambut yang ada di punggung leher kuda.

Dalam simbol yang ada pada perangkat alat yang dijadikan sebagai sosok kuda (terbuat dari anyaman bambu). Rambut tersebut terjalin atau terikat atau terkepang pada bagian punggung leher kuda dari atas hingga dekat pelana. Seperti gaya rambut ‘punk rock’.

Atau jambul pada perisai kepala pasukan romawi. Semakin lebat dan panjang. Akan semakin nampak sangar dan keren. Rambut biasanya terbuat dari ijuk kelapa. Berwarna hitam kasar namun lentur. Bila menggunakan bulu kuda asli akan lebih memberi nilai. Seakan ada ‘roh’ nya.

Jaran kepang adalah suatu bentuk tarian penunggang kuda. Namun dalam hal ini kuda yang digunakan bukanlah kuda sesungguhnya.

Sebagai gantinya untuk visualisasi, sosok kuda atau badan kuda terbuat dari bilahan anyaman bambu yang dirangkai sedemikian rupa. Dengan penambahan asesori serta pewarnaan sehingga bentuknya menyerupai kuda.

Bagian yang tidak boleh diabaikan adalah persiapan sebelum pagelaran diadakan. Penyelenggara terlebih dahulu berkomunikasi dengan kepala kelompok paguyuban jaran kepang.

Mengenai apa saja yang harus dipenuhi Kepala kelompok paguyuban akan mempelajari sejenak situasi penyelenggara. Kemudian memberi persyaratan yang harus dipersiapkan dan disediakan.

Dupa atau kemenyan adalah benda yang selalu tidak pernah ketinggalan. Keharusan memenuhi persayaratan adalah syarat utama untuk menghindari dari hal-hal yang tidak dikehendaki selama penyelenggaraan pagelaran berlangsung.

‘Trans’ atau kesurupan adalah hal yang selalu terjadi selama pagelaran berlangsung. Pemain yang kesurupan tidak satu, dua.

Biasanya nyaris semua pemain mengalami kesurupan. Kesurupan terjadi setelah formasi tarian penunggang kuda yang pada awalnya lembut mengikuti irama musik pengiring.

Kemudian berubah menjadi liar diawali suara lecutan ‘pecut’ atau cemeti yang meledak-ledak di udara. Pemain menari tidak lagi dalam formasi kelompok.

Masing-masing menari dengan liar sekehendak hati. Lantunan tabuhan gending dan lagu memberi suasana magis ditambah lagi tebaran aroma kemenyan yang menyeruak di sekitarnya.

sumber: http://www.liburanseru.com/

Mengenal Seni Karawitan

Asal Muasal Gamelan dan Karawitan

Perangkat musik gamelan lengkap yang kita ketahui sekarang pada mulanya hanya diawali dengan satu alat bunyi saja yaitu Gong. Kemudian pada perkembangannya, ada penambahan sejenis gong kecil yang disebut kempul namun jumlahnya masih terbatas lalu seiring dengan kebutuhan musikalitas dari jaman ke jaman yang berkembang, barulah ada penambahan alat-alat lainnya. Seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian (instrumen) tradisional gamelan disebut Seni Karawitan.

Asal kata Karawitan itu sendiri berasal dari bahasa sansekerta, yakni rawit, yang mempunyai arti keharmonisan, elegan dan kehalusan. Namun menurut pendapat yang lain, karawitan berasal dari kata pangrawit yang berarti orang atau subjek yang memiliki perasaan harmonis dan halus. Adapula yang berpendapat bahwa karawitan itu berasal dari kata ngerawit yang dalam bahasa Jawa artinya sangat rumit. Jadi memainkan karawitan itu tidak hanya sekedar menghasilkan bunyi-bunyian tapi memang harus memaknainya secara mendalam melalui gendhing (lagu-lagu) yang dibawakan dalam seni karawitan karena gendhing-gendhing tersebut berpengaruh pada sikap kehidupan manusia, misalnya ada nama gendhing yang merujuk pada keselamatan dan permintaan. Semua gendhing yg diciptakan itu juga berkaitan dengan segala kehidupan yang ada di dunia ini.

Secara mudah dipahami, Karawitan adalah bentuk orkestra dari perangkat musik gamelan.

Pembagian Tugas di dalam Seni Karawitan

Di dalam seni karawitan, pembagian dilakukan atas dasar cara pandang yg dikategorikan menjadi instrumen depan (ricikan ngajeng) dan instrumen belakang (ricikan wingking). Instrumen depan tidak berarti hanya berada pada posisi depan saja, namun memiliki keunggulan-keunggulan intelektual, karisma, kerumitan dan kemampuan sehingga biasanya instrumen yang terletak di depan itu dimainkan oleh mereka yang tingkat kemampuan dan kompetensinya tinggi, menguasai kerumitan garap (penguasaan alat) sehingga mereka berhak dan layak memainkan instrumen-instrumen di depan. Instrumen depan itu diantaranya gender, rebab, gambang dan bonang. Sedangkan instrumen belakang dalam pengertian kemampuan masih sedehana dan belum bisa menyamai kerumitan permainan instrumen depan.

Walaupun demikian, pemain yang mendapatkan peran berada pada posisi instrument belakang tidak berarti ia kurang pandai karena di dalam seni karawitan, semua pemain harus mampu memainkan alat gamelan yang berada di depan maupun belakang. Perbedaan kemampuan terletak pada tabuhannya, pemain pemula biasanya masih menggunakan tabuh satu sedangkan pemain yang sudah mahir sudah bisa memainkan alat dengan tabuh dua.

Jika anggota pemain seni karawitan terdiri dari anggota masyarakat yang memiliki strata sosial berbeda, bukan berarti yang berhak memainkan instrumen depan adalah mereka yang memiliki strata sosial lebih tinggi karena semua ditentukan berdasarkan kemahiran memainkan alat musik gamelan itu. Siapapun yang berada pada posisi instrumen depan harus dipatuhi oleh instrumen belakang.

Karawitan dan Konsep Kebersamaan

Dalam seni karawitan tercipta kondisi kegotongroyongan, saling menunggu, saling menghargai antara instrumen satu dengan yang lainnya. Seperti contohnya, jika Gong yang dipukul agak terlambat dari ketukannya, maka pemain yang memegang instrumen lainnya akan tetap menunggu sehingga pengrawit yang bertanggung jawab atas instrumen Gong memiliki tanggung jawab yang besar untuk tidak melakukan kesalahan supaya tidak membuat pengrawit yang lain menunggu.

Manajemen kebersamaan dalam seni karawitan itu terjadi secara otomatis karena adanya pembagian peran sesuai dengan instrument depan dan belakang seperti yang dijelaskan diatas. Garap satu dengan yang lain dilakukan pula harus secara bersamaan, tidak bisa mandiri atau berdiri sendiri kecuali ketika memang disengajakan adanya ilutrasi tunggal seperti menyuling tetapi konsep musikalitasnya tetap harus bersama-sama supaya dapat menghasilkan suara ‘stereo’ yang indah antara instrumen satu dengan lainnya.

Di dalam seni karawitan itu juga ada pembagian-pembagian wilayah kerja yakni dari yang memimpin lagu, yg memimpin irama ada, kemudian ada yang menjadi pelaksana irama, semuanya secara otomatis bekerja dengan kerjasama yang baik. Karakteristik para pengrawit itu sendiri biasanya agak berbeda dengan karakteristik pemain teater atau penari karena bagi pengrawit yg sudah menep (memiliki pengendapan rasa), mereka biasanya tidak bisa hidup sendiri (tidak bersikap individual).


Karawitan dan Latihan Kepemimpinan

Pemimpin bunyi di dalam seni karawitan dipegang oleh seorang pengendang. Sebagai seorang pemimpin bunyi, ia harus menyadari perannya sebagai pemimpin yaitu memahami pemegang bunyi yang lain, tidak diktator dalam artian tidak bisa seenaknya membuat tempo cepat atau lambat sesuai kehendaknya seperti posisi konduktor dalam orkestra. Demikian pula untuk pemangku lagu atau pendukung irama seperti saron, demung dan instrument-instrumen lain yang sifatnya mendukung maksud dari pimpinan bunyi itu juga harus bisa menyesuaikan dengan instruksi dari yang disampaikan oleh pengendang dan tidak bisa seenaknya berdiri sendiri. Dengan demikian seni karawitan dapat melatih seorang untuk tidak sombong, melatih kesabaran, dan menumbuhkan sikap kearifan bahwa setiap peran sekecil apapun dalam karawitan membutuhkan kerjasama tiap-tiap pengrawit untuk mengimplementasikan perannya dengan baik supaya suara yang dihasilkan dapat berbunyi dengan rapih. Uniknya dalam seni karawitan, tidak ada konduktornya yang memimpin sehingga keharmonisan dilandaskan pada kesadaran tiap pemain akan peran masing-masing sehingga tiap pengrawit melatih memimpin diri sendiri, memimpin orang lain (pengendang) dan dipimpin (pendukung irama).

sumber: http://www.terrajawa.net/kepribadian_detail.php?artikel_id=46

Minggu, 06 Februari 2011

VALENTINE Day's 2011 in AKAR 1000, PLAJAN

emm...
VALENTINAN enaknya kemana za?????
mending kita ke PLAJAN aja lah,,, disana kan udah adem n' ada penampilan musiknya juga loh....
so...
buat lo lo lo yang suka sama musik, monggo hari minggu tanggal 13 pebruari 2011 sekitar pukul 10.00 WIB berkunjung ke akar seribu, disana ada penampilan band-band papan atas Jepara, n salah satunya adala STAR'S Band, siapa si yang gak tau STAR'S Band heee.
selain itu anda bisa menikmati keindahan dan kesunyian desa plajan khususnya keindahan di AKAR 1000. jadi jangan sampai terlewatkan yah....
'n jangan lupa bwa pacarya,keluarga, tetangga, tukang bakso, tukang soto. hihihi...

pokoknya jangan sampai terlewatkan deh!!!!!!!!!

Selasa, 24 Agustus 2010

Lomba Kotek Tradisional Desa Plajan






Klik pada gambar untuk melihat atau mendownload,,

# boto (orong2) #


# # petir (caping gunung)


# #


# Rt 4 (balonku ada 5)
#


# umbuk2

Kamis, 19 Agustus 2010

Kesenian Bola Api




Awal mulanya kesenian bola api dimainkan di Plajan oleh pemuda karang taruna dukuh umbuk-umbuk Rw 2. yang sudah dimainkan dari tahun ke tahun, setiap satu tahun sekali pada malam bulan ramadhan setelah shalat tarawih. ini sebagai penentangan terhadap orang-orang yang menganggap api sebagai hal yang besar dan menakutkan bagi mereka. karena para pemuda ini menganggap api itu untuk dimainkan, bukan orang yang dimainkan oleh api.

bola api terbuat dari kelapa yang sangat kering yang sudah tidak ada airnya,kemudian kelapa tersebut dikupas lapisan kulit terluar sehingga tinggal serabutnya saja. selanjutnya kelapa tersebut direndam dengan minyak tanah yang kemudian dibiarkan selama sehari semalam. kemudian saat akan main, kelapa tersebut dibakar.
permainan bola api harus dimainkan oleh orang-orang yang sudah ahli dan harus mempunyai tekhnik-tekhnik tertentu, karena permainan ini adalah permainan yang sangat berbahaya. sebelum para pemain memainkan bola api mereka harus dipimpin untuk diberi doa-doa khusus untuk menjaga keselamatan mereka.

Setelah di adakan rapat karang taruna tingkat desa dan telah disetujui oleh bapak lurah dan perangkat desa, kemudian permainan bola api ini di angkat sebagai kesenian tingkat desa. dan akan tetap dimainkan setiap tahun sekali pada malam bulan ramadlan, untuk pertama kalinya permainan bola api dimainkan di tingkat desa pada malam rabu tanggal 18 agustus 2010 dilapangan desa plajan sekalian sebagai peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia. yang disaksikan oleh ribuan penonton dari seluruh penjuru desa plajan dan sekitarnya.

Sambutan Petinggi Plajan (Bp. Marwoto) dalam peringatan Kemerdekaan RI ke-65

Jika di tahun 2009-2010 jepara banyak mengukir prestasi, desa plajan pun tak mau kalah. dalam bidang pendidikan misalnya, SDN plajan 3 telah berhasil mengukir prestasi dalam UASBN tahun 2009-2010 dengan menjadi sekolah rata-rata nilai kelulusan terbaik di kabupaten jepara yaitu dengan nilai rata-rata diatas 8,00 mengalahkan SDN panggang jepara selaku SDN favorit di kota ukir tersebut. kemudian SdN plajan 2-3 kembali mengukirnkan namanya di papan prestasi, yaitu menjadi yang terbaik (juara 1) ketika mewakili kecamatan pakis Aji dalam lomba tatan upacara ditingkat kabupaten Jepara.

prestasi lain yang di ukir desa Plajan adalah ditunjuk sebagai desa layak anak di kabupaten Jepara, dan hanya dua desa yang ditunjuk dan yang salah satunya adalah desa Plajan. Desa Plajan juga ditunjuk sebagai desa siaga percontohan untuk kabupaten Jepara. Untuk saat ini desa Plajan juga mempersiapkan diri untuk maju tingkat Nasional dalam lomba desa penghijauan turus jalan. prestasi lain yang sangat membanggakan adalah Plajan telah berhasil lima tahun berturut-turut menjadi desa yang melunasi pajak dalam satu hari (lunas pajak satu hari), yang bisa menjadi contoh dan ditiru oleh desa-desa lain di Kabupaten Jepara. dinas kehutanan juga menawarkan 25 hektar bibit kelapa kopyor dan 25 hektar bibit durian kepada desa Plajan dalam mengembangkan desa wisata.

ucapan terima kasih juga diucapkan kepada semua warga desa Plajan karena atas kebersamaan dan kekompakannya plajan menjadi desa yang terbaik,dan diharapkan menjadi desa wisata. seperti seloganya yaitu "PLAJAN DESA WISATA, BUMI PLAJAN BUMI GONG PERDAMAIAN DUNIA". dENGAN DI BANTU LASKAR "ND" dan pendamping mari kita bersama-sama bersatu padu membangun desa Plajan.